Monday, September 3, 2012

Alternatif Cendera Mata




Sebagai alternatif cendera mata dan berdasar input dari beberapa pembeli, kami mencoba mengaplikasikan desain-desain Jolali pada media mug dan tas. Keduanya mendapat respon pasar yang relatif bagus sejak diproduksi pada Ramadhan 1433 H yang lalu. Untuk sementara stock masih sangat terbatas, namun ke depan Insya Allah akan kami tambah jumlah dan macamnya.

Monday, July 16, 2012

Goin' Where The Wind Blows

Pada awalnya, kami mengawali langkah mengusung nama Jolali dengan spirit dan idealisme untuk membuat alternatif cendera mata khas Semarang (selain beragam kuliner yang selama ini dikenal khalayak), yakni berupa kaos oblong bergambar visualisasi berbagai sisi Kota Semarang. Namun pada perkembangannya, meskipun respon pasar terhadap kaos produksi Jolali relatif cukup menggembirakan (dengan repeat produk berkali-kali), ternyata justru lini pemesanan-lah yang tumbuh lebih pesat dan menopang lebih dari dua pertiga omzet usaha kami. Hal ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kenyataan bahwa Kota Semarang -setidaknya hingga saat ini- bukanlah kota destinasi wisata. Kota ini lebih dikenal sebagai kota perdagangan, dan dalam konteks kepariwisataan, tak lebih dari sekedar kota transit bagi pelancong yang hendak berwisata ke Yogyakarta, Solo, Borobudur, atau Karimunjawa. Karena itu, sembari menunggu -dan tentu saja mendukung- stake holder Kota Semarang membenahi sektor kepariwisataannya, tentu saja berkah dari lini pemesanan ini sangat kami syukuri.

Di usia yang relatif muda dan gerai yang terbilang sangat sederhana, Alhamdulillah kami telah mendapat kepercayaan banyak perusahaan, dari yang berskala rumahan hingga perusahaan besar beromzet milyaran. Bentuknyapun beragam, mulai dari kaos berbahan ekonomis, hingga seragam desain khusus dengan kain yang berharga relatif mahal. Demikian halnya dengan jumlah pesanan, mulai dari yang dua lusinan (minimal order di Jolali), hingga order berjumlah ratusan potong, semua kami layani dengan segenap hati dan sepenuh komitmen, semata-mata untuk memberikan kepuasan kepada para pemesan. Berikut ini adalah contoh pesanan beberapa klien yang mempercayakan pembuatan kaos/seragam pada Jolali :












Goin' Abroad

Kadangkala, keniscayaan menjelma menjadi kenyataan yang melebihi apa yang kita harapkan. Bagi kami yang belum lama merintis usaha pembuatan kaos cendera mata khas Semarang ini, berangan-angan produk kami bisa melanglang hingga mancanegara adalah target nomor sekian (dalam pengertian tidak ingin terlalu muluk-muluk). Namun di luar perkiraan, pada bulan-bulan awal-pun ternyata sudah ada pembeli-pembeli mancanegara yang membeli produk kami sebagai cendera mata. Di antaranya berasal dari Jepang, Austria, Jerman, Amerika, Perancis dan Polandia. Mereka adalah para wisatawan backpacker yang beberapa di antaranya tergabung dalam komunitas couchsurfing, IIWC, dsb.

Sayangnya, pada awalnya tidak terpikir oleh kami untuk mendokumentasikan dan hanya satu pembeli dari Jerman (yang sempat kami mintai account e-mailnya), yang berbaik hati mereply request kami untuk berkenan berfoto dengan kaos kami di lokasi negara asalnya. Thx Richard Wintermann.…

Kaos Oblong Semarangan

Semarang, selama ini hanya menjadi kota transit para wisatawan, sebelum berkunjung ke Yogyakarta atau Solo. Padahal jika dikelola dengan perencanaan yang matang dan komprehensif, kota yang menyimpan sedemikian banyak potensi wisata ini sebenarnya sangat layak untuk menjadi kota tujuan wisata. Ada banyak bangunan peninggalan era kolonial yang sangat istimewa, keanekaragaman kuliner yang memanjakan lidah, serta beberapa kekhasan lain yang memiliki nilai jual sebagai obyek wisata seperti batik khas Semarang, event-event perayaan, dan sebagainya.

Seiring dengan kesadaran dari pemerintah kota dan segenap pelaku usaha pariwisata untuk menggarap potensi wisata Semarang sebagai penunjang PAD, dan memperkenalkan kota yang eksotik serta penuh warna ini ke kancah yang lebih luas sebagai kota tujuan wisata, maka selain pembenahan menyeluruh terhadap segala aspek yang memiliki nilai jual sebagai obyek wisata, penyediaan souvenir atau cendera mata khas Semarang menjadi sebuah keniscayaan.

Selama ini masyarakat yang berkunjung ke Semarang hanya mengenal beragam kuliner sebagai oleh-oleh khas Semarang. Ada wingko babad, loenpia, bandeng presto, tahu pong, dan sebagainya. Sayangnya, sebagaimana diketahui, oleh-oleh semacam itu hanya bersifat jangka pendek, karena setelah habis dikonsumsi tidak lagi membekaskan jejak apapun yang mendukung pencitraan Semarang. Berdasar pemikiran tersebut, untuk menghadirkan sebuah alternatif souvenir atau cendera mata khas Semarang, pada tanggal 4 September 2008 Jolali –media kreatif berupa Kaos Oblong dengan ilustrasi yang memvisualkan berbagai sisi Kota Semarang- menggelar eksistensinya pada sebuah kios sederhana di Jl. Brigjen Katamso no 20 Semarang. Nama Jolali –yang berasal dari kosakata bahasa Jawa: Ojo Lali (jangan lupa - Ind.), dipilih karena relatif mudah diingat dan mudah pengucapannya, disertai harapan agar masyarakat tetap ingat pada kota penuh warna bernama Semarang.

Konsep desain Jolali  adalah penggarapan ikon-ikon kota Semarang seperti Gereja Blenduk, Lawang Sewu, Tugu Muda dan sebagainya beserta informasi di seputarnya, bermacam-macam kuliner dan eksplorasi berbagai keunikan yang asosiatif dengan kota ini seperti kosakata khas Semarang, banjir yang (telanjur) menjadi citra Semarang, dan sebagainya.

Melalui upaya untuk terus menerus menjaga kualitas, promosi yang berkelanjutan dengan media above maupun below the line, serta membina jaringan kerjasama dengan pemerintah kota dan sesama pelaku usaha pariwisata, diharapkan ke depan alternatif cendera mata khas Semarang ini dapat dikenal secara lebih luas dan mendukung pencitraan kota tercinta ini. Jika Joger identik dengan Bali, Dagadu identik dengan Yogya, dan Mahanagari identik dengan Bandung,… maka Jolali… niscaya identik dengan Semarang.

( Heru Setyabudi – Jolali )


Tulisan tersebut di atas pernah dimuat di Majalah Candi Edisi 35 (Majalah Dinas Pariwisata Pemprov Jawa Tengah), yang menunjukkan apresiasi stake holder di bidang pariwisata Jawa Tengah terhadap eksistensi Jolali.

Jolali on Mass Media

Adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan, ketika seiring berjalannya waktu, satu per-satu media cetak menulis tentang kiprah Jolali sebagai salah satu penyedia souvenir kaos Semarangan di kota ini. Bagi kami, liputan tersebut merupakan penghargaan dan pengakuan atas eksistensi kami, menambah gaung dari upaya untuk membangun pencitraan, sekaligus menjadi ‘suplemen menyehatkan’ yang menambah tenaga bagi kami untuk terus berkreasi dan berkarya lebih optimal.


First Designs

Desain awal yang Alhamdulillah mendapat respon pasar bagus. Beberapa di antaranya telah repeat product berkali-kali. Untuk stock update silakan menghubungi nomor kontak atau rawuh ke gerai...

1. Semarang Kaline Banjir

2. Blekok Srondol

3. Dugderan

4. Gereja Blenduk 1

5. Gereja Blenduk 2

6. Kosakata Semarangan

7. Laler Menclok Pager

8. Lawang Sewu Color 1

9. Lawang Sewu Color 2

10. Lawang Sewu Outline

11. Masjid Agung

12. Semar Mendhem

13. Tugu Muda

14. Warak Ngendhog

15. Wingko Babad

Signboard

Cuma sebatang tiang pipa dan keping plat besi kecil, dekil, dan nyempil di rerimbunan pepohonan dan semrawutnya bentang kabel listrik Jalan Katamso yang menjadi signboard gerai kami (yang tak kalah dekilnya :P).

Semoga cukup membantu Panjenengan yang hendak rawuh (berkunjung). Sumangga….

Duduk Sama Rendah Berdiri Sama Jolali

Sebagai pemain yang relatif baru dalam bisnis cendera mata, kami menyadari masih begitu banyak etape yang harus kami lalui untuk dapat layak disebut sebagai penyedia produk cendera mata -berupa kaos- yang benar-benar khas Semarang. Begitu banyak hal yang harus digali, begitu luas ilmu yang harus dipelajari. Mulai dari hal-hal elementer seperti bagaimana cara memproduksi kaos berkualitas baik, mencari sisi-sisi menarik Kota Semarang dan memvisualkannya secara kreatif, berpromosi yang tepat sasaran, dan sebagainya. Karena itu, meskipun cukup percaya diri dengan kreativitas dan kualitas produksi kaos Jolali, kami tidak merasa malu untuk ‘ngangsu kawruh’ kepada para pendahulu kami dan menaruh rasa hormat kepada sesama penyedia souvenir kaos Semarangan. Hal ini berpijak pada dua asumsi sederhana kami: Pertama; bahwa dalam ranah kreativitas, penilaian terhadap kualitas visualisasi sebuah karya bersifat sangat subyektif. Desain serta kualitas kaos yang menurut kita sudah luar biasa, bisa jadi biasa-biasa saja bagi konsumen dan tidak cukup menggerakkan mereka untuk tertarik membelinya… Kedua; Kami, para penyedia souvenir kaos Semarangan, pada hakekatnya berangkat dari kegelisahan, spirit dan idealisme yang sama, yaitu mengisi celah kosong ketiadaan cendera mata yang benar-benar khas Semarang. Jika Yogya punya brand Dagadu sebagai kaos khasnya, Bali punya Joger, Bandung punya Mahanagari… Apa yang Semarang punya? Biar waktu dan khalayak saja yang memberi jawabannya. (Heru Setyabudi)

Monday, June 4, 2012

Logo Baru, Semangat Baru

Sekitar tiga tahun yang lalu, akibat terlalu concern pada pembuatan desain-desain kaos, ditambah volume job di sayap usaha lain (advertising) yang begitu penuh, penciptaan logo sayap usaha baru dengan brand Jolali ini sedikit terabaikan. Believe it or not -dan sebenarnya cukup memalukan- logo pertama Jolali dibuat dalam waktu tak lebih dari sepuluh menit, tanpa konsep yang jelas, hanya karena si desainer ( it’s me :P ) sudah kehabisan ide, sementara slot jadwal produksi tidak dapat ditawar lagi. Maka jadilah logo dadakan ini tertera di seluruh produk, stationery set, hang tag, label, dan materi promo Jolali lainnya.

Maka sekarang ini, ketika sayap usaha Jolali semakin menunjukkan pencapaian yang cukup signifikan, terpikir untuk mengganti logo dengan -katakanlah- sebuah visualisasi yang lebih terkonsep, komunikatif, dan kami harapkan mampu memberi pencitraan yang lebih positif, sekaligus untuk menandai semangat baru kami untuk meneguhkan brand Jolali sebagai pelaku utama penyedia souvenir kaos khas Semarangan.