Sebagai
pemain yang relatif baru dalam bisnis cendera mata, kami menyadari
masih begitu banyak etape yang harus kami lalui untuk dapat layak
disebut sebagai penyedia produk cendera mata -berupa kaos- yang
benar-benar khas Semarang. Begitu banyak hal yang harus digali, begitu
luas ilmu yang harus dipelajari. Mulai dari hal-hal elementer seperti
bagaimana cara memproduksi kaos berkualitas baik, mencari sisi-sisi
menarik Kota Semarang dan memvisualkannya secara kreatif, berpromosi
yang tepat sasaran, dan sebagainya. Karena itu, meskipun cukup percaya
diri dengan kreativitas dan kualitas produksi kaos Jolali, kami tidak
merasa malu untuk ‘ngangsu kawruh’ kepada para pendahulu kami dan
menaruh rasa hormat kepada sesama penyedia souvenir kaos Semarangan. Hal
ini berpijak pada dua asumsi sederhana kami: Pertama; bahwa dalam ranah
kreativitas, penilaian terhadap kualitas visualisasi sebuah karya
bersifat sangat subyektif. Desain serta kualitas kaos yang menurut kita
sudah luar biasa, bisa jadi biasa-biasa saja bagi konsumen dan tidak
cukup menggerakkan mereka untuk tertarik membelinya… Kedua; Kami, para
penyedia souvenir kaos Semarangan, pada hakekatnya berangkat dari
kegelisahan, spirit dan idealisme yang sama, yaitu mengisi celah kosong
ketiadaan cendera mata yang benar-benar khas Semarang. Jika Yogya punya
brand Dagadu sebagai kaos khasnya, Bali punya Joger, Bandung punya
Mahanagari… Apa yang Semarang punya? Biar waktu dan khalayak saja yang
memberi jawabannya. (Heru Setyabudi)
No comments:
Post a Comment